Seruan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam Untuk Bekerja

Seruan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam Untuk Bekerja

Di Madinah masih ada orang-orang muslim yang hidup tanpa rumah dan tanpa pekerjaan. Mereka ini tinggal di masjid dan hidup tenang dari harta zakat yang diberikan oleh orang lain. Setiap hari yang mereka lakukan adalah berpikir dan sholat di masjid.

Sebagaian masyarakat sangat menghormati orang orang yang tiada henti berdzikir, sholat, dan berdoa itu. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menemukan salah seorang diantara mereka yang benar-benar mengkhususkan dirinya untuk beribadah. Orang itu terlihat begitu kurus karena sholat setiap siang dan malam hari. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam juga melihat kekaguman orang-orang kepada laki-laki tadi. Dahi Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam sedikit berkerut sehingga beliau bertanya kepada orang-orang, “Siapa yang memberi dia makan?” “Saudaranya ya Rasulullah.” jawab seseorang. “Saudaranya itu jauh lebih ahli ibadah ketimbang dia,” demikian Sabda Rasulullah Sallallahu Alaihi Wassalam.

Setelah itu Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallampun menghimbau semua orang yang hidup menganggur agar mau bekerja. Jika kita masih mempunyai kaki dan tangan, tidak ada alasan untuk tidak bekerja. Yang terbaik bagi seseorang adalah makan dari hasil pekerjaannya sendiri. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam menceritakan kisah Nabi Daud. Walaupun seorang raja yang berkuasa Ia tetap makan dari hasil pekerjaannya sendiri.

Maka tersentaklah orang-orang, ternyata ibadah itu mempunyai arti sangat luas. Bekerja untuk menafkahi keluarga termasuk ibadah besar jika diniatkan dengan ikhlas karena Allah semata. Sejak itu kaum muslimin pun bekerja dengan giat. Apapun yang halal mereka kerjakan apalagi banyak ladang-ladang gembala dan sumur-sumur peninggalan orang Yahudi yang kini menjadi milik kaum muslimin. Bekerja sebagai gembala, pencari kayu bakar dan pembuat tembikar jauh lebih baik daripada orang yang terus berdiam diri di masjid hanya untuk berdzikir.

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam adalah teladan kesungguhan yang sempurna. Apabila beliau telah memusatkan perhatiannya pada ibadah, maka dipusatkan lah perhatiannya sepenuhnya. Dan apabila melaksanakan suatu pekerjaan lain maka takkan beliau sudahi pekerjaan itu sebelum benar-benar selesai.

Kita lanjutkan besok ya kisahnya…..In syaa Allah

Kisah ini diambil dari berbagai sumber dan Sirah Nabawiyah Syaikh Shafiyyur Rahman al Mubarakfurry

Editor: Ustadzah Ratna

Semoga berkenan…
Mohon maaf lahir dan bathin…

Pondok pesantren lembah arafah di Bogor